LIVE Perdana Di KTM WTO KE - 9 Di Bali
Oleh: Ayos Carlos
Jakarta - Mungkin cerita ini sudah terlalu lama untuk dibahas kembali dan dishare di jagad maya seperti yang tertuang di blog ini. Tapi ada seorang teman pernah bilang, jika memang mempunyai pengalaman dan cerita yang menarik, tidak ada salahnya berbagi, karena jika pengalaman itu bermanfaat, maka pahala akan menambah pundi - pundi kebaikan kita, itulah sebabnya kenapa cerita ini terbit di blog www.ayoscarlos.blogspot.co.id.
Cerita sekaligus pengalaman yang tak terlupakan, ketika itu tepatnya pada bulan Desember 2013, saya mendapat tugas untuk meliput kegiatan internasional yang berlangsung di Bali selama lima hari. Gelaran akbar tersebut bernama Konferensi Tingkat Menteri atau KTM WTO ke-9 atau Pertemuan Tingkat Menteri Organisasi Perdagangan Dunia ke - 9 yang dilangsungkan di Nusa Dua, Bali.
Pada acara akbar yang dihadiri delegasi dari beberapa negara tersebut, keberangkatan kami dari Jakarta menuju Bali bersama rekanku, Iqbal Fais, penyiar berita RCTI yang biasa nongol di layar kaca. keberangkatan kami berdua, membawa misi masing - masing yaitu Iqbal Fais mencari berita untuk RCTI sementara saya sendiri untuk MNC Business Channel ( TV berbayar yang terafiliasi iNews TV yang sebelumnya bernama Sindo TV).
Selama lima 5 hari melakukan peliputan di KTM WTO ke-9 di Bali, tugas yang lumayan menantang sudah dinanti oleh redaksi di kantor. Bagaimana tidak, selama gelaran itu berlangsung, mengirim berita dari Nusa Dua, Bali ke Jakarta merupakan suatu kewajiban yang tidak bisa ditolak seorang Video Jurnalis atau VJ.
Sebagai VJ, melakukan peliputan di luar kota kewajiban yang harus dipenuhi pastinya mengirim naskah berita via email dan mengirim gambar via streaming. Lain halnya liputan di dalam kota, memburu berita di luar kota secara teknis pengiriman gambar video harus menggunakan streaming yang harus terkoneksi internet dengan signal yang powerfull. Simplenya, disaat seorang VJ telah mendapatkan wawancara dari narasumber, lalu mengemas naskah dalam bentuk paket berita, lalu memindahkan hasil rekaman video ke laptop untuk diedit setelah itu dikirim melalui streaming. Proses ini biasa dilakukan bagi seorang VJ jika melakukan peliputan di luar kota. Lantas bagaimana jadinya disaat seorang VJ mempunyai kewajiban LIVE atau laporan langsung pada acara tersebut.
Pengalaman inilah yang tidak pernah saya lupakan hingga sekarang karena permintaan LIVE untuk on air di televisi secara langsung pada saat itu baru pertama kali terjadi sepanjang saya bekerja di televisi. Pada hari pertama melakukan peliputan, pikiran amburadul berkecamuk jadi satu, antara bingung, stress, drop, dan perasaan negatif lainnya menyelimuti perasaan kala itu, hingga kondisi tersebut sempat menganggu kreatifitas liputan di hari pertama.
Bisa dibayangkan, di pagi hari saat acara KTM WTO mulai, kewajiban mengirim streaming gambar ke redaksi di Jakarta harus dilakukan berikut dengan naskah berita. Tidak hanya sampai di situ, usai mengirim naskah berita dan streaming gambar, beberapa menit kemudian, Laporan langsung yang disiarkan LIVE dari Bali telah dinanti, dan persiapan teknis dilakukan sendiri?
Iya sendiri, LIVE atau laporan langsung pada waktu itu saya tidak didukung adanya perlengkapan mobil SNG seperti layaknya presenter lain yang siapp melaporkan berita dengan kru yang lengkap. Sementara saya?.
Pengalaman inilah yang membuat saya semakin tertantang, karena hanya bermodalkan laptop yang dilengkapi apliasi SKYPE dan terhubung kabel ke kamera, saya pun LIVE melaporkan langsung dari Bali. Memang dengan model seperti ini dari sisi kualitas gambar kurang maksimal tidak seperti LIVE menggunakan mobil SNG.
Untungnya, pada saat itu saya ditemani Iqbal Fais yang bersedia menolong, minimal memantau posisi kamera dan SKYPE agar tetap terhubung dan terpantau ke redaksi di Jakarta. Lima hari liputan lamanya, LIVE saya lakukan 3 kali dalam sehari, yaitu pagi, siang dan sore. Dengan kata lain, selama 5 hari melakukan peliputan, sejak pagi hingga sore hari, mulai LIVE sebanyak 3 kali , membuat paket berita hingga mengirim atau streaming gambar dilakukan serba mandiri merupakan pengalaman tak terlupakan.
Tidak sampai di situ saja, karena sejak awal kami telah berpatner dengan Iqbal Fais, maka kebutuhan gambar maupun kebutuhan LIVE ON TAPE atau bahasa sederhananya laporan yang disiarkan secara tidak langsung harus saya penuhi. Jadi bisa terbayang membagi waktu saat peliputan kala itu.
Selama liputan pada acara KTM WTO ke - 9 di Bali, saya juga tidak bisa meminta lebih kepada Iqbal Fais, karena dirinya juga disibukan dengan tugasnya untuk melakukan peliputan. Pertanyaanya kenapa Iqbal liputan bersama saya?.
Sebagai media yang terintegrasi, saat itu kami berdua hanya dilengkapi 1 kamera set, perlengkapan alat ini difungsikan untuk kepentingan 2 TV yaitu RCTI dan MNC Business Channel. Namun itu semua tidak menjadi soal karena gambar dikirim ke redaksi dapat 'dicomot' masing - masing TV. Itulah enaknya TV terintgrasi, satu liputan bisa dipakai banyak TV.
Dari cerita singkat di atas, intisari yang dapat saya sampaikan, tugas seorang VJ itu mengasyikan tapi juga menantang, apalagi jika seseorang benar - benar suka dengan pekerjaan itu, maka seberat apapun tugas yang diemban, tidak menjadi kendala untuk bermurung ria hanya demi meratapi beratnya pekerjaan.
VJ merupakan salah satu pekerjaan multi tasking yang diemban seseorang dalam betugas, salah satu contohnya ketika saya dikrim ke Bali dalam melakukan peliputan KTM WTO ke-9 di Bali. Selain berkewajiban mengirim hasil liputan, kelengkapan alat liputan, juga menjadi perhatian bagi seorang VJ untuk menjaganya dengan baik. Karena jika teledor yang mengakibatkan barang hilang, maka sanksinya mengganti dengan barang yang baru, apalagi perlengkapan broadcasing televisi terbilang mahal.
salam kenal bang carlos, mau nanya nih bang, kalau jadi vj itu apa apa yang mesti di pelajari?
BalasHapusmakasih sebelumnya bang...
salam kenal juga bro Arnol, kayanya lebih asik dipanggil Arnol, hehehehe...
BalasHapusmenjawab pertanyaan anda di postinganku, secara sederhana dapat saya jawab, layaknya reporter dan kameraman saat akan melakukan peliputan, pastinya mempunyai tugas yang berbeda tapi satu misi, yaitu judulnya memburu berita, hanya saja kameraman bertugas menyiapkan alat (kamera dan perlengkapnnya) sementara reporter wajib mempersiapkan bahan untuk menemui narasumber. fungsi inilah yang diemban seorang VJ, dimana kedua posisi dirangkap satu orang.
mungkin kalo bro Arnol mau lebih jelas dan detail terkait V, bisa temui saya asal kontak dulu sebelum ketemu.
salam.